Jumat, 07 Maret 2014

MEMAHAMI AYAT-AYAT AL-QUR'AN TENTANG KEIKHLASAN DALAM BERIBADAH


Klik disini untuk DOWNLOAD


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Ikhlas adalah penunggalan al-haqq dalam mengarahkan semua orientasi ketaatan. Yang dengan ketaatannya dimakksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah semata, tanpa yang lain, tanpa dibuat-buat, tanpa ditujukan untuk makhluk, tidak untuk mencari pujian manusia atau makna-makna lain selain pendekatan diri pada Allah . bisa juga dikatakan bahwa ikhlas merupakan penjernihan perbuatan dari campuran semua makhluk atau pemeliharaan sikap dari pengaruh-pengaruh pribadi.[1]
Ibadah merupakan sumber perbekalan asasi yang abadi dan selalu baru yang dapat menyucikan jiwa dan membebaskannya dari tarikan-tarikan dunia serta membantunya untuk mengatasi berbagai rintangan dan godaan.
B.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kandungan surat al-an’am mengenai keikhlasan dalam beribadah?
2.      Apa penjelasan surat al-bayyinah?
3.      Sebutkan hadist tentang keikhlasan dalam beribadah!
4.      Bagaimana perilaku orang yang mengamalkan ibadah sesuai surat al-an’am, al-bayyinah?
5.      Bagaimana perilaku ikhlas dalam beribadah dalam hadist?




BAB II
PEMBAHASAN
5.1  Mengartikan QS al-An’aam: 162-163; QS al-Bayyinah: 5 dan hadis tentang keikhlasan dalam beribadah
a.       Surat al-An’am ayat 162-163
Firman Allah SWT:
Artinya: “ Katakanlah (Muhammad), sesungguhnya sholatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah perintahkan kepadaku dan akulah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim)”. (Q.S al-An’am: 162-163)[2]
b.      Surat al-Bayyinah ayat 5
Firman Allah SWT:
Artinya: “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menanti-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan sholat dan menunaikan zakat; dan demikianlah itu agama yang lurus (benar)”. (Q.S al-bayyinah: 5)[3]
c.       Hadist tentang keikhlasan dalam beribadah
وعن امىرالمؤ منين ابي هفص عمربن الخطاب بن نفيل بن عبدالعزى بن رياح بن عبدالله بن قرط بن رزاح بن عدي بن كعب بن لؤي بن غالب القرشي العدوي رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلي الله عليه وسلم يقول: انما الأعمال با انيات وانما لكل أمرئ مانوى فمن كانت هجرته لدنيايصيبها اومرأة ينكحها فهجرته الى ما ها جر اليه. متفق اليه
Artinya: Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh ‘Umar bin Khattab bin Nufail bin ‘Abdul ‘Uzza bin Riyah bin ‘Abdullah bin Qurth bin Razah bin ‘Ady bin Ka’b bin Luayy bin Ghalib Al-Quraisy Al-‘Adawy ra. Berkata: “ Saya mendengar Rasulullah SAW. Bersabda: “Bahwasannya semua amal itu tergantung niatnya, dan bahwasannya apa yang diperoleh oleh seseorang adalah sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrah karena Allah dan rasul-Nya maka hijrahnya itu  akan diterima oleh Allah dan rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang akan dinikahinya maka hijrahnya itu hanya memperoleh apa yang diniatkannya dalam hijrahnya itu”. (Riwayat Bukhari dan Muslim).[4]
وعن عا ئشة رضي الله عنها قالت : النبي صلى الله عليه وسلم لاهجرت بعد الفتح ولكن جهاد ونية واذااستنفرتم فانفروا. متفق اليه
Artinya: Dari ‘Aisyah ra. Berkata, Nabi saw. Bersabda: “tidak ada hijrah lagi setelah ditaklukannya kota Mekkah tetapi yang tetap ada yaitu jihad (berjuang pada jalan Allah) dan niat untuk selalu berbuat baik. Oleh karenanya jika kamu sekalian dipanggil untuk berjuang maka berangkatlah”. (Riwayat Bukhari dan Muslim).[5]
5.2  Menjelaskan kandungan QS al-An’aam: 162-163; QS al-Bayyinah: 5 dan hadis tentang keikhlasan dalam beribadah
a.       Kandungan surat al-An’am ayat 162-163
Kandungan surat ini berisi perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk mengatakan kepada umat bahwa sholat kita, ibadah kita, dan mati kita, hanyalah untuk Allah. Tidak ada sekutu baginya.[6]
Sebagaimana Nabi SAW yang berpegang pada agama Ibrahim , secara kuat pada talinya, dan menyeru manusia kepadanya baik dengan ucapan maupun perbuatan sempurna mungkin. Dan Dialah orang yang pertama-tama ikhlas dan paling khusyu’, dan Dialah yang telah melengkapi agama ini setelah terjadinya penyimpangan oleh semua umat. Dan Allah menerangkan pula bahwa pembalasan di sisi Allah adalah didasarkan pada amal, dan tidak seorang pun yang menanggung dosa orang lain. Bahwa tempat kembali adalah kepada Allah  semata-mata, dan Allah mempunyai sunnah-sunnah dalam mengangkat umat sebagai khalifah dan menguji mereka dengan kenikmatan dan kesengsaraan. Bahwa Allah semata-mata yang mengatur hukuman terhadap orang-orang yang berbuat jahat, dan merahmati orang-orang yang berbuat baik.[7]
b.      Kandungan surat al Bayyinah ayat 5
Kandungan ayat ini adalah berisi perintah untuk menyembah Allah dengan ikhlas. Dan taat pada Allah. Dengan melaksanakan sholat, zakat, itulah agama yang lurus. Karena orang-orang kafir dari golongan ahli kitab dan orang-orang musyrik pada waktu itu tidak akan masuk islam sebelum ada bukti yang nyata berkenaan dengan peristiwa itu turunlah ayat ini.[8]
5.3  Menunjukkan  perilaku orang yang mengamalkan QS al-An’aam: 162-163; QS al-Bayyinah: 5 dan hadis tentang keikhlasan dalam beribadah
Firman Allah:
اضاعواالصلوة
Artinya: “Mereka telah menyia-nyiakan sholat” .[9]
Mereka beri’tikad atau berkeyakinan bahwa sholat itu tidak wajib; ada yang menerangkan bahwa mereka itu meninggalkan sholat dan tidak memeliharanya. Ada yang mengatakan bahwa mereka itu merusak tempat ibadah dan masjid-masjid dengan perlakuannya tidak mau mengunjungi kepada masjid itu serta tidak menganggapnya.[10]
Siapa yang melakukan solat dengan ketenangan hati yang jernih dan niat yang ikhlas, maka Allah akan melimpahkan ketenangan, rahmat, cahaya, dan hidayahNya sehingga dapat membantu pelakunya untuk menghadapi liku-liku kehidupan dengan tenang dan mantap. Tidak ada kegelisahan, ketakutan, kegundahan dan kelamahan. Ia terlindung dari berbagai fitnah, perbuatan keji, kemungkaran dan bisikan-bisikan setan. Ia dalam perlindungan dan pemeliharaan Allah, merasa selalu bersama Allah kemanapun ia pergi dan dimanapun ia tinggal tenang di sisi Allah, bertawakal kepadaNya, percaya sepenuhnya kepadaNya dalam melaksanakan perintah atau menjauhi laranganNya komitmen dengan aturanNya tanpa ragu.[11]
Ibadah merupakan sumber perbekalan asasi yang abadi dan selalu baru yang dapat menyucikan jiwa dan membebaskannya dari tarikan-tarikan dunia serta membantunya untuk mengatasi berbagai rintangan dan godaan.
Masing-masing ibadah memiliki pengaruh yang berbeda dengan ibadah lainnya dalam berbagai aspek. Semuanya saling melengkapi dan saling menyempurnakan.[12]
5.4  Menampilkan perilaku ikhlas dalam beribadah seperti yang terkandung dalam QS  al-An’aam: 162-163 ; QS al-Bayyinah: 5 dan hadis tentang keikhlasan dalam beribadah
Dalam surat al-bayyinah, isi pokoknya menanyakan pernyataan-pernyataan orang-orang yahudi dan nasrani. Orang-orang musyrik dan orang-orang kafir, bahwa mereka tidak akan berpindah dari agama yang mereka anut selama ini sebelum datang bukti nyata dengan diutusnya Muhammad dengan membawa kitab suci yang merevisi kitab-kitab sebelumnya. Yakni al-qur’an yang di dalamnya  terkandung pula isi kitab injil, zabur, dan taurat. Tetapi setelah Nabi yang ciri-cirinya mereka temui dalam al-kitab datang di engah mereka, maka mereka berselisih. Dan menegaskan pula ajaran-ajaran yang di bawa Muhammad bin Abdillah sebagai Rasulullah. Ajaran yang benar, mencakup seluruh ajaran yang pernah di bawa para Nabi terdahulu. Orang yang tidak beriman dan tidak melakukan amal saleh ermasuk golongan manusia yang sangat jelek dalam kaca pandang Allah SWT. Mereka akan di jadikan kayu bakar untuk menyalakan api neraka. Sementara orang-orang beriman kepada Allah dan beramal saleh di beri julukan manusia paling mulia, dan syurga tempat bersemayamnya. Yakni suatu kedudukan yang amat tinggi lagi mulia yang tidak di jumpai di dunia.[13]
Dan menjadi bukti bahwa ajakan beliau kepada umat agar meninggalkan kesesatan dan memeluk Islam, tidaklah beliau maksudkan untuk meraih keuntungan pribadi dari mereka, karena seluruh aktivitas beliau hanya demi karena Allah semata-mata. Melalui ayat ini Nabi SAW, di perintahkan untuk menyebut empat hal yang berkaitan dengan wujud dan aktivitas beliau, yaitu sholat dan ibadah, serta hidup dan mati. Adapun hidup dan mati, maka keadaannya lebih jelas lagi, karena memang sejak semula kita telah menyadari bahwa keduanya adalah milik Allah dan berada dalam genggaman tangan-Nya.[14]


BAB III
PENUTUP
Kandungan surat al-An’am ayat 162-163 berisi perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk mengatakan kepada umat bahwa sholat kita, ibadah kita, dan mati kita, hanyalah untuk Allah. Tidak ada sekutu baginya.
Kandungan surat al Bayyinah ayat 5 adalah berisi perintah untuk menyembah Allah dengan ikhlas. Dan taat pada Allah. Dengan melaksanakan sholat, zakat, itulah agama yang lurus. Karena orang-orang kafir dari golongan ahli kitab dan orang-orang musyrik pada waktu itu tidak akan masuk islam sebelum ada bukti yang nyata berkenaan dengan peristiwa itu turunlah ayat ini.


[1]Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al-Qusyairi An Naisaburi, الرسا لة القشيرية, (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), Hal. 297
[2]Arif Fakhruddin M.Ag & Siti Irhamah, Lc. ,Al-Qur’an Wa Tafsir Alhidayah, (Jakarta: PT. Al-Kalim, 2011), hal.
[3]Ibid, hal. 599
[4]Drs. Muslich Shabir, MA, Riyadush Shalihin I, (Semarang: PT. Karya Toha Putra), hal.1
[5]Ibid, hal. 2
[6] Syekh Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al Mahdi & Syekh Jalaluddin bin Abdurrahman bin Abi Bakri As Suyun, التفسير الجا لالين, (Semarang:  Hasyim Putra, 1994), hal.130
[7]Ahmad musthafa al-maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: CV. Toha Putra,1983), hal. 156
[8]Ibid,  Hal.  506
[9]Usman Alkhaibawi, درة النسحين, (Semarang: Al-Munawwar), Hal. 172
[10]Ibid, hal. 173
[11]Syaikh Mushthafa Masyhur, Fikih Dakwah I, (Jakarta: Al-I’tishom, 2000), hal. 53
[12]Ibid , Hal. 52
[13]A. Mudjab Mahalli, Asbabun Nuzul Studi Pendalaman Al-Qur’an, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Hal. 934-935
[14]M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 370

Tidak ada komentar:

Posting Komentar