Klik disini untuk DOWNLOAD
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ikhlas adalah penunggalan al-haqq dalam mengarahkan semua orientasi ketaatan.
Yang dengan ketaatannya dimakksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah
semata, tanpa yang lain, tanpa dibuat-buat, tanpa ditujukan untuk makhluk,
tidak untuk mencari pujian manusia atau makna-makna lain selain pendekatan diri
pada Allah . bisa juga dikatakan bahwa ikhlas merupakan penjernihan perbuatan
dari campuran semua makhluk atau pemeliharaan sikap dari pengaruh-pengaruh
pribadi.[1]
Ibadah merupakan sumber perbekalan asasi yang abadi dan selalu baru yang
dapat menyucikan jiwa dan membebaskannya dari tarikan-tarikan dunia serta
membantunya untuk mengatasi berbagai rintangan dan godaan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana kandungan surat al-an’am mengenai keikhlasan dalam beribadah?
2.
Apa penjelasan surat al-bayyinah?
3.
Sebutkan hadist tentang keikhlasan dalam beribadah!
4.
Bagaimana perilaku orang yang mengamalkan ibadah sesuai surat al-an’am,
al-bayyinah?
5. Bagaimana perilaku ikhlas dalam beribadah dalam hadist?
BAB II
PEMBAHASAN
5.1
Mengartikan QS al-An’aam: 162-163; QS al-Bayyinah: 5 dan
hadis tentang keikhlasan dalam beribadah
a. Surat al-An’am ayat 162-163
Firman Allah SWT:
Artinya: “ Katakanlah
(Muhammad), sesungguhnya sholatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah perintahkan kepadaku dan akulah
orang yang pertama-tama berserah diri (muslim)”. (Q.S al-An’am: 162-163)[2]
b.
Surat al-Bayyinah ayat 5
Firman Allah SWT:
Artinya: “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas
menanti-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan
sholat dan menunaikan zakat; dan demikianlah itu agama yang lurus (benar)”.
(Q.S al-bayyinah: 5)[3]
c. Hadist tentang keikhlasan dalam
beribadah
وعن امىرالمؤ منين ابي هفص عمربن الخطاب بن نفيل بن
عبدالعزى بن رياح بن عبدالله بن قرط بن رزاح بن عدي بن كعب بن لؤي بن غالب القرشي
العدوي رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلي الله عليه وسلم يقول: انما الأعمال
با انيات وانما لكل أمرئ مانوى فمن كانت هجرته لدنيايصيبها اومرأة ينكحها فهجرته
الى ما ها جر اليه. متفق اليه
Artinya: Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh ‘Umar bin Khattab bin Nufail bin
‘Abdul ‘Uzza bin Riyah bin ‘Abdullah bin Qurth bin Razah bin ‘Ady bin Ka’b bin Luayy
bin Ghalib Al-Quraisy Al-‘Adawy ra. Berkata: “ Saya mendengar Rasulullah SAW.
Bersabda: “Bahwasannya semua amal itu tergantung niatnya, dan bahwasannya apa
yang diperoleh oleh seseorang adalah sesuai dengan apa yang diniatkannya.
Barangsiapa yang hijrah karena Allah dan rasul-Nya maka hijrahnya itu akan diterima oleh Allah dan rasul-Nya, dan
barangsiapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang akan
dinikahinya maka hijrahnya itu hanya memperoleh apa yang diniatkannya dalam
hijrahnya itu”. (Riwayat Bukhari dan Muslim).[4]
وعن عا ئشة رضي الله عنها قالت : النبي صلى الله عليه وسلم
لاهجرت بعد الفتح ولكن جهاد ونية واذااستنفرتم فانفروا. متفق اليه
Artinya: Dari ‘Aisyah ra. Berkata, Nabi saw. Bersabda: “tidak ada hijrah
lagi setelah ditaklukannya kota Mekkah tetapi yang tetap ada yaitu jihad
(berjuang pada jalan Allah) dan niat untuk selalu berbuat baik. Oleh karenanya
jika kamu sekalian dipanggil untuk berjuang maka berangkatlah”. (Riwayat
Bukhari dan Muslim).[5]
5.2
Menjelaskan kandungan QS al-An’aam: 162-163; QS al-Bayyinah:
5 dan hadis tentang keikhlasan dalam beribadah
a. Kandungan surat al-An’am ayat
162-163
Kandungan surat ini berisi perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk
mengatakan kepada umat bahwa sholat kita, ibadah kita, dan mati kita, hanyalah
untuk Allah. Tidak ada sekutu baginya.[6]
Sebagaimana Nabi SAW yang berpegang pada agama Ibrahim , secara kuat pada
talinya, dan menyeru manusia kepadanya baik dengan ucapan maupun perbuatan
sempurna mungkin. Dan Dialah orang yang pertama-tama ikhlas dan paling khusyu’,
dan Dialah yang telah melengkapi agama ini setelah terjadinya penyimpangan oleh
semua umat. Dan Allah menerangkan pula bahwa pembalasan di sisi Allah adalah
didasarkan pada amal, dan tidak seorang pun yang menanggung dosa orang lain.
Bahwa tempat kembali adalah kepada Allah
semata-mata, dan Allah mempunyai sunnah-sunnah dalam mengangkat umat
sebagai khalifah dan menguji mereka dengan kenikmatan dan kesengsaraan. Bahwa
Allah semata-mata yang mengatur hukuman terhadap orang-orang yang berbuat
jahat, dan merahmati orang-orang yang berbuat baik.[7]
b. Kandungan surat al Bayyinah
ayat 5
Kandungan ayat ini adalah berisi perintah untuk menyembah Allah dengan
ikhlas. Dan taat pada Allah. Dengan melaksanakan sholat, zakat, itulah agama
yang lurus. Karena orang-orang kafir dari golongan ahli kitab dan orang-orang
musyrik pada waktu itu tidak akan masuk islam sebelum ada bukti yang nyata
berkenaan dengan peristiwa itu turunlah ayat ini.[8]
5.3
Menunjukkan perilaku orang yang
mengamalkan QS al-An’aam: 162-163; QS al-Bayyinah: 5 dan hadis
tentang keikhlasan dalam beribadah
Firman Allah:
اضاعواالصلوة
Artinya: “Mereka telah menyia-nyiakan sholat” .[9]
Mereka beri’tikad atau berkeyakinan bahwa sholat itu tidak wajib; ada
yang menerangkan bahwa mereka itu meninggalkan sholat dan tidak memeliharanya.
Ada yang mengatakan bahwa mereka itu merusak tempat ibadah dan masjid-masjid
dengan perlakuannya tidak mau mengunjungi kepada masjid itu serta tidak
menganggapnya.[10]
Siapa yang melakukan solat dengan ketenangan hati yang jernih dan niat
yang ikhlas, maka Allah akan melimpahkan ketenangan, rahmat, cahaya, dan
hidayahNya sehingga dapat membantu pelakunya untuk menghadapi liku-liku
kehidupan dengan tenang dan mantap. Tidak ada kegelisahan, ketakutan,
kegundahan dan kelamahan. Ia terlindung dari berbagai fitnah, perbuatan keji,
kemungkaran dan bisikan-bisikan setan. Ia dalam perlindungan dan pemeliharaan
Allah, merasa selalu bersama Allah kemanapun ia pergi dan dimanapun ia tinggal
tenang di sisi Allah, bertawakal kepadaNya, percaya sepenuhnya kepadaNya dalam
melaksanakan perintah atau menjauhi laranganNya komitmen dengan aturanNya tanpa
ragu.[11]
Ibadah merupakan sumber perbekalan asasi yang abadi dan selalu baru yang
dapat menyucikan jiwa dan membebaskannya dari tarikan-tarikan dunia serta
membantunya untuk mengatasi berbagai rintangan dan godaan.
Masing-masing ibadah memiliki pengaruh yang berbeda dengan ibadah lainnya
dalam berbagai aspek. Semuanya saling melengkapi dan saling menyempurnakan.[12]
5.4
Menampilkan perilaku ikhlas dalam beribadah seperti yang terkandung dalam
QS al-An’aam: 162-163 ; QS al-Bayyinah:
5 dan hadis tentang keikhlasan dalam beribadah
Dalam surat
al-bayyinah, isi pokoknya menanyakan pernyataan-pernyataan orang-orang yahudi
dan nasrani. Orang-orang musyrik dan orang-orang kafir, bahwa mereka tidak akan
berpindah dari agama yang mereka anut selama ini sebelum datang bukti nyata
dengan diutusnya Muhammad dengan membawa kitab suci yang merevisi kitab-kitab
sebelumnya. Yakni al-qur’an yang di dalamnya
terkandung pula isi kitab injil, zabur, dan taurat. Tetapi setelah Nabi
yang ciri-cirinya mereka temui dalam al-kitab datang di engah mereka, maka
mereka berselisih. Dan menegaskan pula ajaran-ajaran yang di bawa Muhammad bin
Abdillah sebagai Rasulullah. Ajaran yang benar, mencakup seluruh ajaran yang
pernah di bawa para Nabi terdahulu. Orang yang tidak beriman dan tidak
melakukan amal saleh ermasuk golongan manusia yang sangat jelek dalam kaca
pandang Allah SWT. Mereka akan di jadikan kayu bakar untuk menyalakan api
neraka. Sementara orang-orang beriman kepada Allah dan beramal saleh di beri
julukan manusia paling mulia, dan syurga tempat bersemayamnya. Yakni suatu
kedudukan yang amat tinggi lagi mulia yang tidak di jumpai di dunia.[13]
Dan menjadi
bukti bahwa ajakan beliau kepada umat agar meninggalkan kesesatan dan memeluk
Islam, tidaklah beliau maksudkan untuk meraih keuntungan pribadi dari mereka,
karena seluruh aktivitas beliau hanya demi karena Allah semata-mata. Melalui
ayat ini Nabi SAW, di perintahkan untuk menyebut empat hal yang berkaitan
dengan wujud dan aktivitas beliau, yaitu sholat dan ibadah, serta hidup dan
mati. Adapun hidup dan mati, maka keadaannya lebih jelas lagi, karena memang
sejak semula kita telah menyadari bahwa keduanya adalah milik Allah dan berada
dalam genggaman tangan-Nya.[14]
BAB III
PENUTUP
Kandungan surat al-An’am ayat 162-163 berisi perintah Allah kepada Nabi
Muhammad untuk mengatakan kepada umat bahwa sholat kita, ibadah kita, dan mati
kita, hanyalah untuk Allah. Tidak ada sekutu baginya.
Kandungan surat al Bayyinah ayat 5 adalah berisi perintah untuk menyembah
Allah dengan ikhlas. Dan taat pada Allah. Dengan melaksanakan sholat, zakat,
itulah agama yang lurus. Karena orang-orang kafir dari golongan ahli kitab dan
orang-orang musyrik pada waktu itu tidak akan masuk islam sebelum ada bukti
yang nyata berkenaan dengan peristiwa itu turunlah ayat ini.
[1]Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al-Qusyairi An Naisaburi, الرسا لة القشيرية, (Jakarta: Pustaka Amani, 2002),
Hal. 297
[2]Arif Fakhruddin M.Ag & Siti Irhamah, Lc. ,Al-Qur’an Wa Tafsir Alhidayah, (Jakarta:
PT. Al-Kalim, 2011), hal.
[4]Drs. Muslich Shabir, MA, Riyadush Shalihin I, (Semarang: PT. Karya Toha Putra), hal.1
[6] Syekh Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al Mahdi & Syekh
Jalaluddin bin Abdurrahman bin Abi Bakri As Suyun, التفسير الجا لالين, (Semarang: Hasyim Putra, 1994), hal.130
[7]Ahmad musthafa al-maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: CV.
Toha Putra,1983), hal. 156
[11]Syaikh Mushthafa Masyhur, Fikih Dakwah I, (Jakarta: Al-I’tishom, 2000), hal. 53
[12]Ibid , Hal. 52
[13]A. Mudjab Mahalli, Asbabun Nuzul Studi Pendalaman
Al-Qur’an, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Hal. 934-935
[14]M. Quraish Shihab, Tafsir
Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 370
Tidak ada komentar:
Posting Komentar